+62 857 4752 6576
ponpesnurulfajri.wrgt@gmail.com

TAHIL KEMU'ALLIMINAN Bersama Dr. KH. Endi Suhendi, M.A.

test

Dipublish pada 2025-07-01 08:33:01, ditulis oleh Muthia Nurul Annisa

1. Mu'allim adalah pengasuh. 

2. Tugas Mu'allim Adalah 

يتلوا ، يزكى، يعلم

Dalam firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 151 adalah:

كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۙ 

3. Goal Mu'allim: Khosyatulloh (Takut Kepada Allah) 

Dalam firman Allah Surat Al- Fathir Ayat 28 : 

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ 

4. Konsep Mu'allim di pesantren yaitu: 

- Tanggung jawab 

- Jasad

- Intelektual 

- Good Karakter 

- Kemandirian 

- Sosial 

- Spiritual 

5. Metode Karakter Building Di pesantren : 

- Uswatun Hasanah 

- Pembiasaan 

- Pengajaran 

- Pengarahan 

- Pembentukan Miliu

- Penugasan

- Pendampingan 

6. Karakter Pengasuh yaitu : 

- Disiplin 

Seorang Mu'allim harus disiplin waktu, Disiplin dalam keseharian, Disi lin Mengajar dan bisa juga adil dalam membagi waktu untuk mengajar dan belajar. Membangun kesadaran dalam diri untuk berdisiplin. 

- Kuat Ruhiyyah

Kunci Sukses kepengasuhan adalah kuat Ruhiyyah. Ruhiyyah bisa dimulai melalui kualitas kita dalam sholat berjamaah. Dan pendekatan terhadap anak tidak dengan lahiriyah saja tetapi dengan Ruhiyyah juga. 

- Jujur

Setiap daripada kita harus senantiasa jujur dalam melaksanakan amanah. 

- Tanggung jawab 

Seorang Mu'allim harus bertanggung jawab atas amanah yang diberikan. Dan seorang Mu'allim bertanggung jawab atas pendidikan muta'allim. 

- Peka 

Seorang Mu'allim harus peka terhadap sekitar. 

Harus senantiasa mempunyai sifat empati terhadap orang yang membutuhkan pertolongan. 

- Berperan Menjadi Orang tua 

Seorang Mu'allim harus bisa berperan menjadi orang tua bagi pendidik atau muta'allim. Menjadi tempat berkeluh kesah, memotivasi dan memberikan arahan terhadap muta'allim. 

- Bijak Mengelola Emosi 

Seorang Mu'allim harus bisa mengkondisikan amarahnya. Tidak boleh berlebihan.