Dipublish pada 2025-07-01 09:07:38, ditulis oleh Mohamad Zaki Maulana
Allah SWT berfirman didalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 151:
كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ ١٥١
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kepadamu), Kami pun mengutus kepadamu seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.
Berdasarkan ayat diatas kita mengetahui bahwa tugas seorang Muallim sama halnya dengan tugas seorang Nabi Muhammad Saw, hal ini diperkuat dengan sabda Nabi Saw:
"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menjadi seorang Muallim"
Perlu menjadi renungan kepada siapapun yang ditakdirkan menjadi seorang Muallim bahwa menjadi seorang muallim bukanlah hal yang mudah, ini merupakan mandat yang dititipkan guru kita sebagaimana guru kita dititipkan dari gurunya sampai kepada Nabi Muhammad saw.
Dalam ayat diatas kita mendapat tips untuk menjadi muallim yang sesuai dengan tuntunan Nabi Saw, Yaitu:
1. Yatlu: Membaca
Sebagi seorang muallim hendaknya kita terus membaca atau belajar kepada guru yang jelas sanad keilmuannya untuk terus meningkatkan kualitas diri
2. Yuallim: Mengajar
Setelah belajar barulah seorang muallim hendaknya mengajarkan apa yang sudah ia pelajari kepada orang lain, agar ilmu yang didapatnya termasuk dalam kategori ilmu yang bermanfaat
3. Yuzakki: Membersihkan diri
Dengan telah melalui tahap yutla dan yuallim diharapkan bisa menjadikan Muallim mendapat sifat muzakki yaitu selalu membersihkan diri dari hal yang tidak diridhoi Allah swt agar bisa menjadi uswah hasanah
Namun intisari menjadi muallim sejati adalah ketika kita takut kepada Allah SWT, Jika hanya pandai tanpa takut kepada Allah apa bedanya kita dengan Iblis
Wal iyadzu billah
Semoga kita bisa menjadi muallim yang perkataanya dzikir, diamnya tafakur, geraknya amar maruf nahyi munkar