Dipublish pada 2025-07-01 09:29:52, ditulis oleh Lusyani Arofah
Di pesantren, kata “mu'allim” begitu familiar di telinga para santri. Kata ini berasal dari bahasa Arab yaitu علم - يعلم - تعليما ( 'allama - yu'allimu - ta'liman) yang berarti mengajarkan. Maka secara harfiah mu'allim berarti orang yang mengajarkan. Tetapi di balik makna tersebut, mu'allim mengambil peran yang jauh lebih besar, terutama di lingkungan pondok pesantren.
Pada akhirnya mu'allim tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi menjadi pengasuh. Menuntun santri dalam belajar, berkembang dan hidup mandiri.
Mu'allim di pesantren adalah para pengasuh. Ia mempunyai tanggung jawab besar akan perkembangan para santri, perkembangan dalam jasad, intelektual, sikap, kemandirian, cara bersosial dan spiritual.
Karakter yang harus dimiliki oleh seorang mu'allim atau pengasuh yaitu : disiplin, kuat ruhiyah, jujur, bertanggung jawab, peka, berperan sebagai orang tua dan bijak dalam mengelola emosi.
Bagi para santri mu'allim adalah orang tua kedua, menjadi penegur di kala berbuat kesalahan, penghibur di kala rindu rumah, hingga menguatkan ketika ingin menyerah.
Menjadi mu'allim bukan sekedar profesi, tapi jalan hidup untuk melahirkan generasi berakhlakul karimah.