Dipublish pada 2025-07-03 20:47:27, ditulis oleh Qur'aini Rahmaniyah, S. Ag.
Pernahkah Anda merenungkan bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk masyarakat? Ini dia catatan yang saya dapati Ketika mengikuti seminar yang disampaikan oleh Dr. KH. Endi Suhendi M.A. bertemakan peran seorang "Mu’allim" (pendidik) dalam membentuk karakter. Yuk, kita bedah bersama!
Mu’allim merupakan sentral pembentuk generasi, yang digambarkan sebagai "penerus Risalah Rasulullah S.A.W.". Sebuah karakter yang sangat besar!, lalu bagaimana membentuk kepribadian menjadi seoarang Mu’allim? Dalam Al Qur’an Allah berfirman
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ آيَاتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al Jumu’ah : 2)
Dalam ayat Qur’an diatas diperinci apa saja tugas Mu’allim:
1. Yatlu : Membacakan dan Memahami yang berarti tidak hanya menyampaikan, tetapi juga memastikan pemahaman.
2. Yuzakki : Memberikan Hikmah, bukan sekadar ilmu tetapi juga kebijaksanaan.
3. Yu’allim : Mendidik yakni proses membimbing dan membentuk karakter.
Goal utama seorang Mu’allim adalah Khasyah. Khasyah berarti rasa takut dan hormat kepada Allah SWT yang mendorong pada ketakwaan.
Mu’allim juga harus memiliki karakter Building yakni membangun karakter yang kuat pada individu. Ini adalah inti dari pendidikan dan pengembangan diri dalam Islam. Unsur-unsur pembentuk karakter meliputi:
1. Uswatun Hasanah: Menjadi teladan yang baik.
2. Pembiasaan: Melatih diri dan orang lain dengan kebiasaan baik.
3. Pengajaran: Mentransfer ilmu dan nilai kehidupan.
4. Pengarahan: Memberikan petunjuk yang benar.
5. Pembentukan Miliu/ Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kebaikan.
6. Penugasan: Memberikan mandat sebagai bentuk pengembangan diri
7. Pendampingan: Memberikan dukungan dan bimbingan secara berkelanjutan.
Terakhir, mengenai karakter pengaruh yang harus dimiliki seorang Mu’allim dan juga setiap individu yang ingin memberikan dampak positif:
1. Disiplin: Konsisten dalam tindakan.
2. Kuat Ruhiyah: Memiliki kekuatan spiritual yang kokoh.
3. Jujur: Berkata dan bertindak sesuai kebenaran.
4. Bertanggung Jawab : Tuntas dalam setiap amanah
5. Peka : Peduli terhadap keadaan lingkungan
6. Berperan Sebagai Orang Tua : sebagai pengganti peran pendidik di sekolah
7. Bijak Mengelola Emosi : Memutuskan segala hal dengan penuh pertimbangan.
Mari Kita Renungkan!
Dari catatan ini, kita bisa melihat bahwa menjadi pribadi yang unggul bukanlah hal instan. Ia memerlukan manajemen diri yang baik, didasari nilai-nilai Islami, dan semangat untuk terus belajar dan membangun karakter. Baik sebagai individu, orang tua, maupun bagian dari masyarakat, kita memiliki peran untuk menjadi "Mu’allim" bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Semoga catatan ini menginspirasi kita semua untuk terus berbenah dan berkontribusi!
(Qur'aini Rahmaniyah)